Minggu, 17 November 2013

Konsep Pengambilan Keputusan Berbasis SIM.



MAKALAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
TENTANG
Konsep Pengambilan Keputusan Berbasis SIM



Dosen Pembimbing
Aldri Frinaldi, SH., M. Hum.

19700212 199802 1 001


OLEH:
YOGI KOMALA PUTRA             2011/1106462


PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
JURUSAN ILMU SOSIAL POLITIK
FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG 2013
  









KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, rasa syukur yang tiada terhingga atas kehadiran Allah SWT yang telah menganugrahkan kekuatan lahir dan bathin, petunjuk serta keridhoanNya sehingga menulis dapat menyelesaikan, tugas tentang “Konsep Pengambilan Keputusan Berbasis SIM” yang sesuai dengan aspeknya. Mudah-mudahan tugas ini bermanfaat tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga diharapkan bermanfaat bagi para pendidik dan pesertadidik yang ingin mendalami tentang Sistem Pemerintahan Daerah.
Terimakasih penulis disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah kami. Teristimewa penuli sucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing matakuliah “Sistem Informasi Manajemen” yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulis makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu masukan yang bersifat konstrukif dari semua pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan di masa yang akan datang.
Akhir kata penulisberharaptugaskelompokinibergunabagikitasemua, terimakasih.

                                                                                                            Padang,   November 2013

                                                                                                                        Penulis









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setelah perkembangan teknologi informasi yang demikian pesatnya, maka semakin banyaklah perusahaan di Indone- sia menerapkan Sistem Informasi Mana- jemen (SIM). Karena mereka mulai men- yadari SIM sangat besar manfaatnya bagi peningkatan kinerja organisasi. Perusahaan yang tidak mengikuti perkembangan teknologi informasi pada dewasa ini tidak akan unggul di dalam persaingan. Ukuran penggunaan sistem berhubungan erat den- gan pendekatan kepuasan pemakai. Ban- yak peneliti mengakui bahwa kepuasan pemakai SIM merupakan indikator yang penting dalam menentukan keberhasilan dalam mendesain dan mengimplementasi- kan SIM.  Akan tetapi sebenarnya sistem in- formasi manajemen (SIM) telah ada sebe- lum adanya perkembangan teknologi infor-masi (teknologi komputer), SIM telah digunakan oleh para pimpinan organisasi atau perusahaan, dalam upaya pengambi- lan keputusan walaupun masih terbatas. Saat itu, proses pengambilan keputusan yang dilakukan masih sangat sederhana.
Segala sesuatunya masih berjalan secara manual dan masih lamban karena semua data yang tersimpan dalam bentuk lem- baran-lembaran arsip yang bermacam ragam. Sehingga dimana pimpinan memer- lukan suatu informasi yang berhubungan dengan sesuatu dan harus diputuskan atau diambil kebijakan, maka tidak ada cara selain membongkar semua arsip yang dibu- tuhkan. Kadangkala jika arsip tersebut te- lah ditemukan tulisannya sudah kabur, ker- tasnya sudah kusam, atau bahkan mungkin sudah rusak karena dimakan rayap atau kutu buku dan sejenisnya. Pendek kata, proses pencarian arsip dan dokumen yang dibutuhkan sebagai dasar dari pengambilankeputusan bagi sang pimpinan sangatlah lamban dan membutuhkan waktu yang lama. 
Sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat. Namun disadari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki dalam aktivitas yang dilaksanakannya, setiap orang berusaha untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dengan baik. Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan. Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support systems) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusannya, terutama untuk kondisi yang tidak terstruktur atau pun sistem pendukung untuk tingkatan tertentu saja. Ada dua alasan penting mengapa manajemen membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk meningkatkan pengambilan keputusannya.
  Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan. Dalam proses perencanaan, pihak manajemen berusaha memikirkan apa saja yang akan dikerjakannya, berupa ukuran atau jumlahnya, siapa yang akan melaksanakan dan mengendalikannya agar tujuan organisasi/perusahaan dapat tercapai. Dalam kerangka itu semua, diperlukan informasi, dan informasi yang relevan dengan proses perencanaan harus disediakan. Alat untuk menyediakan informasi tersebut dapat berupa sebuah SIM, atau dapat juga usaha khusus seperti pengumpulan data baik internal maupun eksternal, yang nantinya dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan dan memberikan kontribusi pada kinerja pemakai. Jadi, informasi adalah bahan dasar bagi pimpinan organisasi atau mana- jer dalam membuat rencana, merumuskan kegiatan atau mengambil kebijakan/ keputusan. Pengambilan keputusan meru- pakan peranan manajemen yang paling penting, dan tersedianya sumber informasi yang reliabel merupakan komponen kunci bagi pembuatan keputusan manajemen. 











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pembuatan keputusan (definisi), jenis-jenis, tingkat pengambilan keputusan dan menga- nalisis keputusan. 

Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem se- penuhnya untuk mengambil keputusankeputusan yang tepat yang akan dapat memperbaiki hasil sistem keseluru- han dalam batas-batas tertentu. Dengan demikian pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan dari berbagai alter- natif baik kualitatif maupun kuantitatif un- tuk mendapat suatu alternatif terbaik guna menjawab masalah atau menyelesaikan konflik (pertentangan).
Proses penurunan suatu keputusan mengandung empat unsur:
1)      Model  : Model menunjukkan gam- baran suatu masalah secara kuantitatif atau kualitatif. 
2)      Kriteria : Kriteria yang dirumuskan menunjukkan tujuan dari keputusan yang diamtril. Jika terdapat beberapa kriteria yang saling bertentangan, maka pengambilan keputusan harus melalui kompromi (misalnya menam- bah jasa langganan dan mengurangi persediaan, maka keputusan mana yang diambil perlu kompromi).
3)      Pembatas : Faktor-faktor tambahan yang perlu diperhatikan dalam meme- cahkan masalah pengambi- lan keputusan. Misalnya dana yang kurang tersedia.
4)      Optimalisasi : Apabila masalah kepu- tusan telah diuraikan dengan sejelas- jelasnya (model), maka mana- jer menentukan apa yang diperlukan (kriteria) dan apa yang diperbolehkan (pembatas). Pada keadaan ini pengam- bil keputusan siap untuk memilih pemecahan yang terbaik atau yang optimum. 

Tingkat-Tingkat Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan berkisar dari sangat rutin dan baku (terprogram) sampai kompleks (tidak dapat diprogram). Untuk maksud klasifikasi, maka pada dasarnya ada tiga tingkat pengambilan keputusan.
1)      Pengambilan keputusan tingkat strategis
Pengambilan keputusan strategis diciri- kan oleh sejumlah besar ketidak pas- tian dan berorientasi ke masa depan. Keputusan-keputusan ini menetapkan rencana jangka panjang yang akan mempengaruhi keseluruhan or- ganisasi. Pengambilan keputusan ting- kat strategis misalnya perlua- san p.0abrik, penentuan produksi, penggabungan, penggolongan, penge- luaran modal dan sebagainya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa strategi yang diputuskan itu berhubungan den- gan perencanaan jangka panjang dan meliputi penentuan tujuan, penentuan kebijaksanaan, pengorganisasian, dan pencapaian keberhasilan organisasi secara keseluruhan.
2)      Pengambilan keputusan tingkat taktis.
Pengambilan keputusan taktis ber- hubungan dengan kegiatan jangka pendek dan penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Jenis pengam- bilan keputusan irfi berhubungan den- gan bidang-bidang seperti perumusan anggaran, analisis ariran dana, penen- tuan tata ruang pabrik, masalah ke- pegawaian, perbaikan produksi serta penelitian dan pengembangan. Bila pengambilan keputusan strategis se- bagian besar mengandung kegiatan perencanaan yang menyeluruh, pen- gambilan keputusan taktis memerlukan gabungan dari kegiatan perencanaan dan pengawasan. Jenis keputusan ini memiliki potensi yang kecil untuk me- laksanakan pengambilan keputusan terprogram. Untuk sebagian besar aturan-aturan keputusan dalam pen- gambilan keputusan taktis tidak ter- susun dan tidak dapat dipertanggung- jawabkan terhadap kebiasaan sehari- hari dan peraturan yang mengatur sendiri.
3)      Pengambilan keputusan tingkat teknis.
Pada tingkat teknis, standar-standar ditentukandan output  bersifat deter- ministik (sifatnya menentukan). Pen- gambilan keputusan teknis adalah suatu proses yang dapat menjamin bahwa tugas-tugas spesifik dapat dilak- sanakan dalam cara efektif dan efisien. Tingkat ini lebih ditekankan pada fungsi pengawasan dan sedikit sekali fungsiperencanaan. Pada tingkat ini pengam- bilan keputusan terprogram dapat di- laksanakan.
Contoh jenis pengambilan keputusan ini adalah penerimaan atau penolakan kredit, pengendalian proses, penentuan waktu, penerimaan, pengiri- man, pengawasan inventaris dan penempatan karyawan. 

Suatu tingkat pengambilan kepu- tusan yang berlainan memerlukan jenis in- formasi yang berbeda pula. Para analis ha- rus menyadari jenis-jenis pengambilan keputusan ini di dalam sistem infor- masi guna memenuhi keperluan yang ber- beda-beda, karena informasi yang akan di- hasilkan tergantung kepada keperluan- keperluan ini. Perlu diperhatikan dan dipa- hami secara jelas bahwa dalam prakteknya di antara berbagai golongan pangambilan keputusan ini sering batas-batasnya kabur dan malahan sering tumpang tindih.
Walau- pun garis-garis pemisahnya tidak jelas atau kabur, namun sebagai seorang analis harus menyadari akan adanya jenis- jenis pengambilan keputusan ini dan bagai- mana sistem informasi dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang berlainan, sebab informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akan tergantung kepada kebutu- han-kebutuhan ini. 

B.     Perkembangan Sistem Informasi Mana- jemen (SIM) 
Sesungguhnya, konsep sistem in- formasi telah ada sebelum munculnya kom- puter. Sebelum pertengahan abad ke-20, pada masa itu masihdigunakan kartu punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasiakuntansi yang kemudian dike- nal sebagai sistem informasi akun- tansi.Namun demikian para pengguna – khususnya dilingkungan perusahaan -masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasiakuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama pengolahan dataelektronik (PDE). Pada ta- hun 1964, komputer generasi baru mem- perkenalkan prosesor baru yang mengguna-kan silicon chip circuitry dengan kemam- puan pemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasi komputer terse- but, para produsen memperkenalkan kon- sep sistem informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputeradalah untuk menghasilkan informasi bagi mana- jemen. Ketika itumulai terlihat jelas bahwa komputer mampu mengisi kesenjangana- kan alat bantu yang mampu menyediakan informasi manajemen.
Konsep SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapa perusahaan dan institusi pemerintah den- gan skala besar seperti Departemen Keuan- gan khususnya untuk menangani pengel- olaananggaran, pembiayaan dan peneri- maan negara. Namun demikian, para peng- guna yang mencoba SIM pada tahap awal menyadari bahwa penghalang terbesar jus- tru datang dari para lapisan manajemen tingkat menengah – atas. Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keendari Massachussets Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsep baru yang diberi nama Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems - DSS). DSS adalah sistem yang menghasilkan informasi yang ditujukan pada masalah tertentu yang harus dipe- cahkan atau keputusan yang harus dibuat oleh manajer. Perkembangan yang lain adalah munculnya aplikasi lain, yaitu Otomatisasi Kantor (office automation - OA), yang memberikan fasilitas untuk meningkat- kan komunikasi dan produktivitas para- manajer dan staf kantor melalui peng- gunaan peralatan elektronik. Belakangan timbul konsep baru yang dikenal dengan nama Artificial Intelligence (AI), sebuah kon- sep dengan ide bahwa komputer bisa dipro- gram untuk melakukan proses lojik men- yerupai otak manusia. Suatu jenis dari AI yang banyak mendapat perhatian adalah Expert Systems (ES), yaitu suatu aplikasi yang mempunyai fungsi sebagai spesialis dalam area tertentu. Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA, DSS, EIS, maupun AI me- rupakan aplikasi pemrosesan informasi den- gan menggunakan komputer dan bertujuan menyediakan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan (Sutono, 2007). 

C.    Peran SIM berbasis Komputer dalam Pengambilan Keputusan 
Nilai suatu informasi berhubungan dengan keputusan. Dimana dukungan sis- tem informasi manajemen pada pembua- tan keputusan dalam suatu organisasi da- pat diuraikan menurut tiga tahapan, proses pembuatan keputusan, yaitu pemahaman, perancangan (design), dan pemilihan. Du- kungan SIM biasanya melibatkan pengola- han, file komputer maupun non komputer. Pada tahap pemahaman hubungannya den- gan SIM adalah pada proses penyelidikan yang meliputi pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. Sistem Informasi sendiri harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi-situasi yang jelas menun- tut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah-masalah yang diketahui den- gan jelas agar disampaikan kepada or- ganisasi tingkat atas sehingga masalah- masalah tersebut dapat ditangani.
 Pada tahap ini juga perlu ditetapkan kemungki- nan-kemungkinannya. Dukungan SIM me- merlukan suatu data base dengan data masyarakat, saingan dan intern ditambah metode untuk penelusuran dan penemuan masalah-masalah. Pada tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM adalah membuat model-model keputusan untuk diolah ber- dasarkan data yang ada serta memprakar- sai pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus mem- bantu menganalisis alternatif-altematif. Du- kungan SIM terdiri dari perangkat lunak sta- tistika serta perangkat lunak pembuatan model lainnya. Hal ini melibatkan pendeka- tan terstruktur, manipulasi model, dan sis- tem pencarian kembali data base. Pada tahap pemilihan, SIM menjadi paling efektif apabila hasil-hasil perancan- gan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apa- bila telah dilakukan pemilihan, maka per-anan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian ke- mudian.
Dukungan SIM pada tahap pemili- han adalah memilih berbagai model kepu- tusan melakukan analisis kepekaan (analisis sensitivitas) serta menentukan prosedur pemilihan. Dukungan SIM untuk pembuatan keputusan terdiri dari suatu database yang lengkap, kemampuan pen- carian kembali database, perangkat lunak statistika dan analitik lainnya, serta suatu dasar model yang berisi perangkat lunak pembuatan model-model keputusan. Hal ini berarti bahwa bila tidak ada pilihan atau keputusan, informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang yang sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang. Sedangkan parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi tersebut menurut Wahyono (2003), ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost).
Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Dapat pula dikatakan bahwa pengukuran nilai sebuah informasi akan lebih tepat jika menggunakan analisis cost effectiveness atau cost benefit. 









BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas sangatlah jelas bahwa hadirnya teknologi komputer telah memberikan kontribusi yang sangat positif dalam sistem informasi manjemen dan SIM juga sangat dibutuhkan oleh para pemimpin dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Bagi manajer, kehadiran komputer dalam SIM bukan saja memberikan kontribusi positif, lebih jauh dari itu, proses pengambilan keputusan menjadi lebih mudah,murah, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sehubungan dengan hal uraian tersebut di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan:
1.                  SIM bukanlah komputer, ia merupakan pengembangan dari ilmu manajemen dan telah ada jauh sebelum hadirnya komputer;
2.                  SIM merupakan metode bagi para pimpinan perusahaan/manajer dalam upaya pengambilan keputusan yang dapat dipertanggunjawabkan;
3.                  Hadirnya teknologi komputer telah mem- bawa perubahan besar bagi aktivitas Sistem Informasi Manajemen;
4.                  SIM yang berbasis komputer dapat menyajikan informasi (sebagai bahan dalam pengambilan keputusan) yang mermutu, bernilai dan berkualitas, yaitu informasi yang relevan bagi perusahaan/ organisasi, yang akurat dan tentu saja informasi yang tepat waktu atau tidak basi atau kadaluwarsa;
5.                  Dengan adanya SIM berbasis komputer penyimpanan arsip atau dokumen- dokumen yang dilakukan oleh para man- ager secara komputerisasi lebih efektif dan efisien daripada sebelumnya yang dengan menggunakan penyimpanan secara manual.  6. Dengan adanya SIM berbasis komputer  penyimpanan secara komputerisasi ini dapat diproses dengan cepat dan dalam pencariannya tidak membutuhkan waktu yang lama, selain itu dokumen dapat dirawat secara digital. 
Dengan aktivitas SIM yang berbasis komputer ini, para pimpinan perusahaan/ manajer dapat lebih mudah, murah, efisien dan efektif dalam upaya pengambilan kepu- tusan, termasuk di dalamnya dalam melaku- kan fungsi-fungsi manajemen, seperti per- encanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakkan (actuating), dan pengawasan (controlling) yang hasil kepu- tusannya tersebut harus dapat dipertang- gungjawabkan.  






DAFTAR PUSTAKA
http://s3.amazonaws.com/ppt-download/ peran-sistem-informasi-manajemen-dalam
pengambilan-keputusan-organisasi- 1234846692787089-2.doc   
http://katalog.library.perbanas.ac.id/ download_3922_Rangkuman.pdf 
http://yudiachmadriski.blogspot.com/ 2012/10/analisis-peranan-sistem- informasi.html 
http://www.slideshare.net/bang_qq/peran- sistem-informasi-manajemen-dalam- pengambilan keputusan-organisasi 
http://www.scribd.com/doc/8336496/ Analisis-Peranan-Sistem-Informasi- Manajemen-Berbasis-Komputer-Dalam- Proses-Pengambilan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar